Jumat, 17 Juni 2011

KUNJUNGAN SILATURAHIM PARA ULAMA MEDAN – PENGURUS LDII JAWA TIMUR

KUNJUNGAN SILATURAHIM PARA ULAMA MEDAN – PENGURUS LDII JAWA TIMUR

UPAYA MEMBANGUN UKHUWAH ISLAMIYAH

Silaturahim para ulama Medan, Sumatera Utara ke kantor DPW LDII Provinsi Jawa Timur berlangsung Senin (13/6) siang. Rombongan ulama Medan dipimpin oleh Ketua Komisi Da’wah MUI Kota Medan KH. Zulfiqar Hajar, Lc. Beserta rombongan tampak Buya KH. Amiruddin MS, MA, PhD, sekretaris bidang da’wah Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) sekaligus Ketua Umum Majlis Tazkira (tauziah zikir dan do’a) Sumatera Utara. Ikut pula Drs. H. Anhar Nasution, MA Dosen Fakultas Ke Kedokteran Universitas Sumatera Utara sekaligus ulama Kamtibmas Polda Sumatera Utara. Selain itu ada Qori’ nasional M. Syafi’i, S.Sos juga seorang wartawan Sumatera Utara Drs. H. A. Ramadhan Lubis. Ketua DPD LDII Sumatera Utara Ir. H. Agus Purwanto ikut mendampingi rombongan.

Dari pihak tuan rumah tampak Ketua DPW LDII Jatim Ir. Chriswanto Santoso, MSc. Beliau didampingi sejumlah pengurus antara lain wakil ketua H. Hasan Yuswadi, SH, sekretaris Ir. H. Dedid Cahya Happyanto, MT, bendahara H. Ali Zuhdi, SH, dan wakil bendahara Ir H. Ma’un, MT.

Di sela-sela kunjungan, rombongan ulama Medan menyempatkan diri berkunjung ke jembatan Suramadu dan lokasi lumpur Lapindo. Dari Kantor DPW LDII Jatim, rombongan akan menuju Pondok Walibarokah Kediri, dilanjutkan ke Pondok Gading Mangu Jombang.

Silaturahim ini adalah kelanjutan dari pertemuan-pertemuan sebelumnya antara KH. Zulfiqar dengan LDII. Sekitar satu setengah tahun lalu, beliau bersama Prof. M. Hatta bertemu dengan Ir. Chriswanto Santoso, MSc. yang juga merupakan pengurus DPP LDII. “Kala itu pertemuan untuk mengklarifikasi tudingan LDII sesat dan jelek,” demikian tutur Chriswanto. Hasil pertemuan tersebut justru menisbikan tudingan LDII sesat dan jelek. KH. Zulfiqar bahkan menegaskan bahwa LDII punya reference yang jelas. Semua ajarannya berdasarkan Qur’an dan Hadits.

Kontak lanjutan berlangsung akhir Maret 2011 pasca Munas LDII. Saat itu DPP LDII diwakili oleh Ir. Chriswanto Santoso, MSc. dan Ir. Prasetyo Soenaryo, MT. Pertemuan berlangsung di Medan. Dari pertemuan ini KH. Zulfiqar malah makin yakin dengan kebenaran LDII. Bahkan beliau menjadi pembela LDII. Suara-suara miring yang menjelekkan LDII pasti beliau tepis dengan menunjukkan berbagai bukti kuat. Bahkan mempertemukan pihak-pihak yang menjelekkan LDII dengan jajaran pengurus LDII di Sumatera Utara.

Akhir Mei lalu KH Zulfiqar juga bertemu dengan LDII. Kala itu Ir. Chriswanto Santoso, MSc. berkunjung ke kediaman beliau dengan menyerahkan eksternal software Maktabah Samilah, kumpulan hadits-hadits yang dikaji LDII.

Kebersihan dan kedisiplinan LDII mendapat pujian dalam kunjungan kali ini. Konsistensi inilah yang patut menjadi teladan bagi kelompok lain di luar LDII. “Belajar dari LDII,” demikian tutur KH Zulfiqar. (wid)

sumber : http://www.ldii-sidoarjo.org/2011/06/kunjungan-silaturahim-para-ulama-medan.html#more

Minggu, 12 Juni 2011

Mbah Djohar

Dalam jajaran ulama LDII tercatat nama KH. Muhammad Djohar. Keulamaan Mbah Djohar sudah ditunjukkan sejak kecil dengan minatnya pada ilmu agama. Ulama kelahiran Klaten, 12 Januari 1936 ini, menggunakan seluruh hidupnya untuk berguru dan mengajarkan ilmu agama Islam. Pendidikan pertamanya adalah selama 12 tahun di Madrasah Mambaul Ulum, sebuah lembaga pendidikan agama Islam yang didirikan oleh Sultan Pakubuwono X di Solo. Mbah Djohar yang saat ini dikarunia 11 anak dari 6 perempuan yang pernah dinikahinya juga melengkapi pendidikannya di Sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA) di Klaten. Tidak puas dengan pendidikan formalnya, Mbah Djohar juga berguru secara privat kepada beberapa ulama besar dan
para khufadul Quran yang ada di Jawa Tengah, seperti; KH. Sodri (Solo), KH. Anwar Salim, KH. Umar dan KH. Daris, pendiri Pondok Khufad Mu'ayad, Solo.

Naluri keulamaannya pula yang pada tahun 1959 membawa pria 8 bersaudara tersebut,  hijarah ke Jawa Timur. Begitu ia mendengar ada ulama yang mengajarkan Hadist Kutubu Sittah tidak pikir panjang beliau langsung meninggalkan kampung halamannya untuk memperdalam ilmu agamanya di Desa Balong Gadel Lamongan Jawa Timur. Kutubu Sittah merupakan kitab "keramat" yang lama dikoleksi oleh keluarga Mbah Djohar namun tidak pernah dibuka lebih-lebih dipelajari. Teman-teman Mbah Djohar di Madrasah Mambaul Ulum yang lebih dulu mengaji Quran Hadist adalah; Fultoni, Pamuji dan Suradji dan Ibu Maryam.

Dalam nasehatnya Mbah Djohar mengibaratkan agama Islam yang dibawa LDII sebagai air murni dari sumber mata air pegunungan yang disalurkan lewat pipa stainless yang terus terjaga kemurniannya tidak terkontaminasi dengan berbagai polutan dan kotoran hingga sampai menyebar ke masyarakat. LDII adalah salah satu Ormas Islam yang berkomitmen menjaga kemurnian agama Islam berdasarkan Quran dan Sunnah dengan menjauhkan berbagai polutan agama, seperti; perbuatan syirik, bid'ah, khurofat, tahayul dan lain sebagainya.

Terjemahan Khotbah Syeh Abdullah Nasri

Jumat 8 April 2011 di Pondok LDII Wali Barokah Kediri Ustad Haji Muhammad Cholil Asari memberikan nasehat agama setelah shalat Jumat yang merupakan terjemahan khotbahSyech Dr Abdullah Nasri Yahya Al Asiri sebelumnya. Salah satu yang dibahas adalah kata Sayidana Muhammad. Sayidana adalah gelar atau sebutan sehari-hari bagi seorang pemimpin atau majikan. Kata Sayidana boleh di lafadkan pada pembicaraan sehari-hari atau dalam khotbah Jumat namun tidak dalam ucapan salawat yang telah dituntunkan oleh Rasuullah SAW dalam Al-Hadist. Penyebutan kata Sayidana Muhammad dalam doa salawat atau dalam shalat adalah bid'ah tidak sesuai Sunah Rasulullah SAW

Khotbah Jum'at Syeh Abdullah Nasri Di Pondok LDII Burengan Kediri

Syech Dr Abdullah Nasri Yahya Al Asiri, dosen sekaligus Mufti (Juru Hukum/anggota Komisi Fatwa) di Ma’had Haram Mekah, memberikan khotbah Jumat di Masjid Baitul Ala Ponpes LDII Wali Barokah Kediri, Jumat 8 April 2011. Selama 4 hari 5-8 April 2011 Syech kelahiran Mekah 1981 ini berkunjung dan menginap di Pondok Wali Barokah Burengan Kediri. Kunjungan ini sebagai agenda liburan sekaligus meninjau perkembangan agama Islam di negara Islam terbesar di dunia ini. Di Pondok Wali Barokah Syech Dr Abdullah Nasri yang masih ada ikatan famili dengan Syech Abdurrahman Sudais ini juga memberikan tausiyah agama dan kuliah umum tentang Ushul Fiqih.

Selama di Indonesia ulama Mekah lulusan Universitas Umul Quro Mekah dan mendapat gelar Doktor dari Universitas Islam Madinah tersebut juga menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat-tampat lainnya seperti kantor DPW LDII Jawa Timur di Surabaya dan kantor DPP LDII di Senayan, Jakarta.

Beberapa guru Pondok LDII yang tercatat sebagai murid Syech Dr Abdullah Nasri Yahya Al Asiri di Ma’had Haram antara lain:
1. Ustad Haji Muhammad Cholil Asari
2. Usatad Haji Fachrul Rozi
3. Ustad Haji Abdul Aziz Ridwan