KUNJUNGAN SILATURAHIM PARA ULAMA MEDAN – PENGURUS LDII JAWA TIMUR
UPAYA MEMBANGUN UKHUWAH ISLAMIYAH

Dari pihak tuan rumah tampak Ketua DPW LDII Jatim Ir. Chriswanto Santoso, MSc. Beliau didampingi sejumlah pengurus antara lain wakil ketua H. Hasan Yuswadi, SH, sekretaris Ir. H. Dedid Cahya Happyanto, MT, bendahara H. Ali Zuhdi, SH, dan wakil bendahara Ir H. Ma’un, MT.
Di sela-sela kunjungan, rombongan ulama Medan menyempatkan diri berkunjung ke jembatan Suramadu dan lokasi lumpur Lapindo. Dari Kantor DPW LDII Jatim, rombongan akan menuju Pondok Walibarokah Kediri, dilanjutkan ke Pondok Gading Mangu Jombang.
Silaturahim ini adalah kelanjutan dari pertemuan-pertemuan sebelumnya antara KH. Zulfiqar dengan LDII. Sekitar satu setengah tahun lalu, beliau bersama Prof. M. Hatta bertemu dengan Ir. Chriswanto Santoso, MSc. yang juga merupakan pengurus DPP LDII. “Kala itu pertemuan untuk mengklarifikasi tudingan LDII sesat dan jelek,” demikian tutur Chriswanto. Hasil pertemuan tersebut justru menisbikan tudingan LDII sesat dan jelek. KH. Zulfiqar bahkan menegaskan bahwa LDII punya reference yang jelas. Semua ajarannya berdasarkan Qur’an dan Hadits.
Kontak lanjutan berlangsung akhir Maret 2011 pasca Munas LDII. Saat itu DPP LDII diwakili oleh Ir. Chriswanto Santoso, MSc. dan Ir. Prasetyo Soenaryo, MT. Pertemuan berlangsung di Medan. Dari pertemuan ini KH. Zulfiqar malah makin yakin dengan kebenaran LDII. Bahkan beliau menjadi pembela LDII. Suara-suara miring yang menjelekkan LDII pasti beliau tepis dengan menunjukkan berbagai bukti kuat. Bahkan mempertemukan pihak-pihak yang menjelekkan LDII dengan jajaran pengurus LDII di Sumatera Utara.
Akhir Mei lalu KH Zulfiqar juga bertemu dengan LDII. Kala itu Ir. Chriswanto Santoso, MSc. berkunjung ke kediaman beliau dengan menyerahkan eksternal software Maktabah Samilah, kumpulan hadits-hadits yang dikaji LDII.
Kebersihan dan kedisiplinan LDII mendapat pujian dalam kunjungan kali ini. Konsistensi inilah yang patut menjadi teladan bagi kelompok lain di luar LDII. “Belajar dari LDII,” demikian tutur KH Zulfiqar. (wid)